Colorado, Gontornews -– Sebuah penelitian tim periset dari the University of Colorado di Boulder dan National Ocean and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan bahwa parfum dan produk kimia yang mengeluarkan senyawa organik yang mudah menguap (Volatile Organic Compounds/VOC) mempengaruhi pencemaran udara.
“Seiring waktu, sektor transportasi sudah mulai berbenah dan semakin bersih dalam hal polusi udara,” ungkap Brian McDonald dari University of Colorado, Boulder dan NOAA.
“Di saat emisi turun, sumber polusi udara menjadi lebih beragam,” tambahnya sebagaimana dilansir The Washington Post.
Penelitian ini menjadikan produk kima berbasis VOC sebagai objek penelitiannya. VOC dinilai berktoribusi pada pembentukan ozon dan polusi partikel kecil yang berbahaya bagi lapisan ozon.
Dalam hal ini, senyawa volatil tersaji pada sejumlah produk konsumen dan industri mulai dari pestisida, tinta cetak, lem, cairan pembersih, hingga kosmetik atau alat perawatn pribadi.
“Katakanlah, seseorang sedang menggunakan parfum. Aroma itu pada akhirnya akan hilang. Pertanyaannya, kemana perginya aroma tersebut? apakah ada pertukaran udara yang terjadi dengan udara yang ada di luar?” papar Chris Cappa dari University of California.
“Aroma itu hilang karena pada dasarnya bergerak keluar. Aroma ini mengambil udara yang ada di dalam ruangan dan menukarnya dengan udara yang bergerak di luar. Tidak sulit mendapatkan sesuatu dari lingkungan saat udara di dalam ruangan berada di luar ruangan,” jelas Cappa.
Temuan ini seara otomatsi membuktikan bahwa zat Volatil sangat berbahaya. Meeka beriteraksi dengan sinar matahari dan zat lainnya serta menjalani reaksi kimia yang berkontribusi terhadap polusi udara.
“Apa yang benar-benar ingin kami lakukan dengan penelitian ini adalah semacam upaya untuk meningkatkan kesadaran bersama bahwa saat ini ada keterlibatan perubahan kualitas udara di beberapa industri,” sebut Jessica Gilman dari NOAA. [Mohamad Deny Irawan]