Kabul, Gontornews — Tembakan meletus di Universitas Kabul, ibukota Afghanistan, Senin (2/11) pagi dan polisi telah mengepung kampus yang luas itu, kata pihak berwenang, sebagaimana dilansir Arabnews.com.
Sedikitnya enam orang terluka, kata jurubicara Kementerian Kesehatan Umum Akmal Samsor. Jurubicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Arian mengatakan baku tembak masih berlangsung.
Media Afghanistan melaporkan, sebuah pameran buku diadakan di universitas tersebut dan dihadiri oleh sejumlah pejabat pada saat penembakan terjadi. Stasiun televisi lokal Tolo dan Ariana menggambarkan acara tersebut sebagai pameran buku bersama Afghanistan-Iran, meskipun pejabat Afghanistan sejauh ini menolak untuk membahasnya.
Profesor Zabiullah Haidari mengatakan kepada stasiun TV lokal Ariana, kelas sedang berlangsung ketika penembakan dimulai. Pejabat universitas dan personel keamanan sedang mengawal mahasiswa keluar kampus, kata Haidari.
Pasukan keamanan memblokir jalan menuju kampus ketika keluarga yang panik mencoba mengambil anak-anak mereka di universitas.
Tidak ada kelompok yang segera mengaku bertanggung jawab atas serangan yang sedang berlangsung itu meskipun Taliban mengeluarkan pernyataan yang mengatakan mereka tidak terlibat.
Tahun lalu, sebuah bom di luar gerbang kampus Universitas Kabul menewaskan delapan orang. Pada 2016, orang-orang bersenjata menyerang Universitas Amerika di Kabul, menewaskan 13 orang.
Bulan lalu, kelompok Daesh mengirim seorang pembom bunuh diri ke pusat pendidikan di lingkungan yang didominasi Syiah di ibukota Dasht-e-Barchi, menewaskan 24 siswa dan melukai lebih dari 100 orang. Afiliasi ISIS di Afghanistan telah menyatakan perang terhadap minoritas Muslim Syiah Afghanistan dan telah melancarkan lusinan serangan sejak muncul pada 2014.
Kekerasan tak henti-hentinya di Afghanistan bahkan ketika Taliban dan tim perunding yang ditunjuk pemerintah membahas perjanjian damai untuk mengakhiri lebih dari empat dekade perang di negara itu. Pembicaraan di Qatar berjalan sangat lambat. Meskipun ada tuntutan berulang untuk mengakhiri kekerasan, kekacauan terus berlanjut.
Sementara itu pada Senin, sebuah kendaraan menabrak ranjau di pinggir jalan di Provinsi Helmand, menewaskan sedikitnya tujuh warga sipil, kebanyakan dari mereka perempuan dan anak-anak, kata jurubicara gubernur provinsi Omer Zwak. []