Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi Rabbil alamin, wasshalatu wassalamu ala sayyidina wa habiebina wa syafi’ina wa Maulana Muhammad wa ‘ala ‘alihi wa shahbihi ajma’in. Amma ba’du.
Pada kali ini kita akan berbicara mengenai dzikrullah, zikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Di dalam ayat al-Qur’an disebutkan:
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah pada waktu pagi dan sore.
Ungkapan ini merupakan perintah dari Allah kepada orang-orang yang beriman untuk berdzikir kepada-Nya, untuk ingat kepada-Nya, untuk selalu berhubungan kepada-Nya pagi dan sore. Dalam hal ini tentu saja ada ucapan juga setelah itu untuk بُكْرَةً وَأَصِيلًا supaya bertasbih pagi dan sore, jadi seakan-akan itu tidak ada waktu kecuali untuk berdzikir pagi dan sore. Tetapi sebenarnya, masalah dzikir ini ada bermacam-macam. Ada tingkatan-tingkatan dzikir, tingkatan-tingkatan ingat kepada Allah itu ada 34 tingkatan. Tingkatan yang paling dasar yaitu dzikir mengucap kepada Allah: Bertasbih, bertahlil, bertahmid, istighfar dengan ucapan tetapi tidak sampai ke dalam hati. Artinya tidak menghayati tentang apa yang diucapkan, itu tingkatan yang pertama, artinya bukan yang tertinggi tetapi yang paling dasar.
Tingkatan yang lebih daripada itu yaitu ucapan dalam batin, tidak dalam bentuk jahar atau jelas tetapi dalam hatinya (dalam batinnya) dia berdzikir ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Selanjutnya yang lebih tinggi daripada itu yaitu mengucap dengan lisan, memahami dengan batin. Di dalam berdzikir dia ingat apa artinya, dia menghayati apa yang diucapkan itu.
Ada lagi yang lebih tinggi daripada itu, diucapkan dengan lisan, dipahami dengan batin, dibawa ke dalam kehidupan harian. Jadi kalau sudah dibawa ke dalam kehidupan harian, itu orang akan selalu berbuat, bertindak, bekerja sesuai dengan apa yang dianjurkan yaitu selalu ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Di dalam hadis Nabi disebutkan, bahwa Nabi itu selalu ingat kepada Allah. Rasulullah selalu ingat kepada Allah di setiap saat, kapan pun di mana pun, bagaimanapun, dia selalu ingat pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maka dalam hal ini, bagaimana bisa ingat terus pada Allah?
Sebenarnya banyak sekali yang menjadikan kita ini bisa ingat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena dzikir dan ingat itu tidak hanya satu jenis, tetapi bermacam-macam yang disebut dengan dzikir, ingat kepada Allah. []