Jakarta, Gontornews – Tito Karnavian mendadak menjadi sorotan beberapa hari terakhir. Bagaimana tidak, sosok Ketua Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT) ini menjadi calon tunggal Kepala Polisi Republik Indonesia yang dipilih Presiden Joko Widodo menggantikan Jendral Badrodin Haiti yang pensiun per-Juli 2016 mendatang.
Â
Kamis (23/6) ini, Tito Karnavian dijadwalkan akan melakukan fit and proper test  oleh anggota komisi 3 DPR-RI di Jakarta. Sehari sebelum melakukan fit and proper test, sejumlah anggota DPR komisi 3 mengunjungi kediaman pria kelahiran Palembang 26 oktober 1964 tersebut. Dalam kunjungan tersebut, Tito mengaku kalau pertemuan tersebut untuk melihat persetujuan keluarga atas penunjukannya sebagai calon tunggal Kapolri.
Â
“Saya kira tujuan utama (kedatangan anggota DPR komisi 3 untuk) dalami kehidupan pribadi di luar visi misi, di luar tugas pokok kepolisian. Banyak ditujukan ke keluarga, ke saya hanya pendalaman pribadi,†ujar Tito di kediamannya di komplek rumah dinas Polri, Ragunan, Rabu (22/6).
Â
“Untuk pertanyaan fit and proper test lebih ke istri saya tentang bagaimana hubungan dengan keluarga termasuk dengan anak,†tambah Tito.
Â
Sebelum mengunjungi kediaman Tito, anggota Komisi 3 DPR juga mengundang sejumlah pihak untuk membeberkan rekam jejak Tito karnavian baik di dalam maupun di luar kepolisian.
Â
“Tito seoran perwira yang sangat profesional dan di dalam kompolnas juga melakukan evaluasi dan meminta masyarakat tentang sosok calon kapolri ini, kami tidak melihat adanya catatan buruk dari sosok Tito,†ungkap Menkopolhukam, Luhut bisar Panjaitan.
Â
Senada dengan Luhut, Menkumham,Yassona Laoli, Ketua KPK Agus Raharjo dan Kepala PPATK Muhammad Yusuf juga mengatakan bahwa Tito adalah sosok bersih yang tepat untuk memimpin institusi kepolisian.
Â
Tidak seperti sebelumnya, calon Kapolri kali ini berlatar belakang densus 88 anti teror. Tito memang dikenal sebagai aktor dibalik tertangkapnya dr Azhari, teroris bom bali, di Batu, Malang pada 9 Mei 2005 silam.
Â
Keberhasilan Tito dan tim densus 88 dalam menangkap dr Azhari bukan satu-satunya prestasinya. Tito juga berhasil membongkar konflik Poso dengan menangkap puluhan tersangka sekaligus meringkus orang-orang yang terlibat di balik konflik tersebut.
Â
Tito dikenal memiliki rekam jejak pendidikan yang baik. selepas menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 2 Palembang, Tito melanjutkan akabri tahun 1987. Pada tahun 1993, mantan kepala densus 88 periode 2009-2010 tersebut meraih gelar MA di universitas Exeter, Inggris, untuk bidang police studies.
Â
Tito juga menyelesaikan pendidikan di Massey University Auckland di Selandia baru dalam bidang Strategic studies. Peraih bintang wiyata cendeika dari PTIK tersebut juga berhasil menyandang gelar doktor dari Nanyang Technology University, Singapura pada Maret 2013 dengan predikat  Excellent. [Mohamad Deny Irawan/DJ]