Washington, Gontornews — Pasca diputuskannya rencana pertemuan Presiden AS, Donald Trump dengan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kritikan terus berdatangan baik dari dalam negeri AS maupun Korut. Namun demikian pertemuan kedua pemimpin tersebut dipastikan akan tetap terlaksana, Mei mendatang.
Central Intelligence Agency Director Mike Pompeo dalam program” Fox News Sunday “, seperti yang dikutip Reuters, mengatakan, pertemuan Trump dengan Kima tersebut bukan hanya untuk pertunjukan dan bukan hadiah kepada Pyongyang.
“Trump tidak melakukan ini untuk teater. Dia akan memecahkan masalah, “kata Pompeo.
Ia mengatakan, Amerika Serikat mengharapkan Korea Utara untuk menghentikan semua uji coba nuklir dan rudal sebelum pertemuan. Dan tujuan pertemuan tersebut tetap pada denuklirisasi Semenanjung Korea, sesuatu yang Kim telah sepakat untuk diskusikan, kata mereka.
Pompeo juga mengatakan latihan militer AS. di wilayah tersebut akan berlanjut menjelang perundingan. Presiden Republik itu setuju menerima undangan dari pemimpin Korea Utara untuk bertemu Kim, setelah berbulan-bulan terjadi peningkatan ketegangan mengenai program nuklir dan rudal Pyongyang.
Trump akaan menjadi presiden A.S. yang duduk pertama untuk bertemu dengan seorang pemimpin negara yang tertutup itu. Kedua pria itu akan saling berhadapan setelah mendapat hinaan umum, dengan Trump memanggil Kim “Little Rocket Man” dan Kim merujuk pada Trump sebagai “dotard”.
Tidak ada tempat atau tanggal pertemuan yang telah ditentukan, namun penerimaan cepat Trump memicu serangkaian aktivitas.
Pejabat Korea Selatan yang membawa undangan Kim ke Washington akan terbang untuk mengunjungi para pemimpin China dan Jepang minggu ini untuk membicarakan hal tersebut.
China, sekutu utama Korea Utara juga telah mendorong dialog mengenai program nuklir Pyongyang, dan media negaranya juga memuji Beijing karena dianggap telah membantu meredakan ketegangan.
“China terus membantu!”,” tulis Trum dalam twiter pribadinya.
Para pemimpin Korea Utara telah melakukan pertemuan tatap muka dengan seorang presiden A.S. selama beberapa dekade, namun telah ditolak oleh masalah hak asasi manusia dan juga ambisi nuklir.