Jakarta, Gontornews — Masih ingatkah dengan da’i kondang yang pada tahun 2020 lalu viral diberitakan di berbagai media karena ditikam oleh seseorang yang tidak dikenal saat sedang mengisi pengajian di Masjid Falahudin, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung pada Minggu (13/8/2020).
Adalah Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber, seorang da’i papan atas yang dimaksud Majalah Gontor tadi. Hingga saat ini panggung dakwah Syekh Ali Jaber selain tampil di acara telivisi juga sempat menjadi aktor di film “Surga Menanti” (2016).
Like son like father, sebagai anak sulung dari dua belas bersaudara, Ali Jaber kecil tumbuh dewasa mengikuti jejak dan harapan ayahnya yang juga seorang pendakwah. Lahir dari keluarga yang taat beragama, Ali Jaber kecil secara intens dididik dengan pendidikan agama oleh ayahnya hingga sanksi diberikan apabila dirinya tidak shalat.
Selain dididik orang tuanya secara langsung, Syekh Ali Jaber kecil juga mengenyam pendidikan formal dari ibtidaiyah hingga aliyah di Madinah. Meski apa yang dijalaninya semula karena mengikuti keinginan orang tua, secara perlahan menghafal Alquran disadarinya sebagai kebutuhan.
Berkat kesungguhannya 30 Juz Alquran berhasil dihafalnya ketika berusia 11 tahun. Setamat dari aliyah, Ali Jaber muda melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Alquran kepada tokoh dan ulama ternama baik yang berada di Madinah maupun luar Madinah, Arab Saudi.
Di antaranya kepada Syekh Muhammad Husein Al Qari’ (Ketua Ulama Qira’at di Pakistan), Syekh Said Adam (Ketua Pengurus Makam Rasulullah), Syeikh Khalilul Rahman (Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat), Syekh Khalil Abdurahman (seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah), Syeikh Abdul Bari’as Subaity (Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram), Syeikh Prof. Dr. Abdul Azis Al Qari’ (Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba), dan Syeikh Muhammad Ramadhan (Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi).
Selama digembleng, Syeikh Ali Jaber juga rutin mengajar dan berdakwah khususnya di masjid tempat ayahnya mensyiarkan Islam dan Ilmu Alquran. Selama di Madinah pula Syeikh Ali Jaber aktif menjadi guru hapalan Alqur’an di Masjid Nabawi dan menjadi imam shalat di salah satu masjid Kota Madinah.
Di tahun 2008 kala usianya 32 tahun, Syekh Ali Jaber terbang ke Indonesia untuk menikahi gadis asal Lombok, Nusa Tenggara Barat bernama Umi Nadia sekaligus melebarkan sayap dakwahnya di Indonesia. Di kampung halaman istrinya, da’i kelahiran Madinah, 3 Februari 1976 ini, Syeikh Ali Jaber menjadi guru tahfidz Quran, Imam shalat, khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok, NTB, Indonesia.
Karier dakwahnya kemudian berlanjut di Jakarta. Di tahun yang sama salah seorang pengurus Masjid Sunda Kelapa, Menteng Jakarta memintanya untuk menjadi imam shalat, pembimbing tadarus dan imam shalat Ied di masjid tersebut. Cara dakwahnya yang menyejukkan dan penyampaiannya yang sangat rinci membuatnya disambut hangat oleh masyarakat Indonesia.
Sejak saat itu Syekh Ali Jaber mulai dipanggil keliling Indonesia untuk syiar Islam. Berkat ketulusannya dalam berdakwah, suami dari Umi Nadia dianugerahi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2012. Lambat laun Syekh Ali Jaber diminta untuk mengisi tausyiah di acara Damai Indonesiaku di TvOne dan sempat menjadi juri Hafizh Indonesia di stasiun televisi RCTI.
Untuk mensyiarkan Islam lebih efektif dan melahirkan para penghafal Alquran di tanah air, Sheikh Ali Jaber mendirikan Yayasan Syekh Ali Jaber di Jatinegara, Jakarta. Karier Syekh Ali Jaber terus mengalir, da’i berparas Arab itu mulai tampil di berbagai program telivisi hingga menjadi aktor dalam film Surga Menanti, pada tahun 2016. Film berkisah tentang Dafa (Syakir Daulay) remaja yang bercita-cita menjadi seorang Hafizh Qur’an. Meski sudah tenar, Syeikh Ali Jaber tetap rendah hati dan masih bersedia menjadi khatib Jumat di masjid-masjid kecil di pelosok kota dan daerah. [Muhammad Khaerul Muttaqien]