Jika ingin tahu seseorang, jangan tanya dirinya, tetapi tanyalah temannya. Setiap teman adalah cerminan dari dirinya. Apabila kita berada pada suatu kaum, maka bertemanlah dengan orang yang terbaik dari mereka.
Seorang teman tergantung agama temannya maka lihatlah orang yang menemaninya.
Tampaknya lirik lagu religi wong sholeh kumpulono yang dilantunkan Opick dan Emha Ainun Najib yang berjudul “Obat Hati” merupakan kutipan dari pepatah dan sabda Rasulullah.
Kita tidak dapat mengartikan berteman atau bersahabat secara sempit. Berteman juga memiliki makna berkumpul, ikut, mengenal, membantu, dan seterusnya.
Ikut merupakan makna lain dari berteman. Ikut adalah hal yang pasti terjadi setelah berteman sebagai wujud terjalinnya silaturahim.
Secara tidak langsung, mengenal akan menghilangkan rasa sungkan terhadap orang lain sehingga akan lebih dekat dan dapat saling mengajarkan mengenai kebaikan.
Secara tidak langsung, kebaikan itu akan mengajarkan sifat terpuji lainnya. Bahkan dalam al-Qur’an dikatakan, pada hari kiamat nanti orang-orang yang saling berteman dalam kemaksiatan akan menjadi musuh satu sama lain karena saling menyalahkan satu sama lain, kecuali orangorang yang bertakwa.
“Teman–teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang–orang yang bertakwa.” (QS az-Zukhruf [43]: 67)
Dengan demikian, tidak diragukan lagi bahwa sebuah perkumpulan akan membawa pengaruh buruk maupun baik bagi orang-orang di dalam perkumpulan tersebut. Apabila seseorang melakukan perkumpulan dalam hal keburukan, maka akan terjadi permusuhan antara satu dengan yang lainnya.
Seperti penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Berteman dengan penjual minyak wangi, suatu saat nanti ia akan memberikan sedikit minyak wanginya kepada kita. Paling tidak, kita dapat mencium bau harum minyak wanginya.
Lain halnya apabila kita berteman dengan tukang pandai besi. Ia dapat saja membakar pakaianmu dan kita akan mendapat bau yang tidak sedap dari besi yang terbakar tersebut.
Diceritakan pula kisah teladan seorang yang batal masuk neraka karena pertolongan dari sahabat yang shalih.
Syahdan, ketika malaikat Ridwan mengantarkan orang shalih ke pintu surga, ia mendengar teriakan seseorang yang sangat ia kenal, yaitu sahabatnya yang sedang diseret menuju neraka.
Orang shalih itu pun meminta untuk dimasukkan ke neraka demi persahabatannya. Ia lebih memilih neraka daripada surga yang telah dijanjikan Allah. Melihat permohonan orang shalih itu, Allah kemudian mengampuni kesalahan dan dosa pemaksiat itu dan memasukkannya ke surga.
Inilah hikmah lantaran sang pemaksiat berkumpul dan bersahabat dengan orang shalih semasa hidupnya.
Lalu bagaimana apabila kita berteman dan berkumpul dengan orang-orang jahat atau pemaksiat? Itu bukan suatu masalah selama dalam pertemanan atau perkumpulan tersebut kita mampu menghadapi mereka dan tidak ikut dalam kejahatannya. Lebih baik lagi kalau kita berhasil membawa mereka menuju jalan kebenaran yang diridhai Allah.
Namun, bila merasa belum mampu, sebaiknya kita memperkuat diri terlebih dahulu dengan selalu berdoa dan berzikir untuk menambah keimanan kepada Allah SWT.
Mungkin kita sangat sulit menjauhkan diri dari godaan yang datang dari luar karena terkadang godaan yang datang dari dalam diri saja kita belum mampu menghindarinya.
Karena itu, Islam selalu menganjurkan kita untuk berteman dan berkumpul dengan orang-orang yang shalih dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selagi masih di dunia, marilah kita lebih selektif dalam bergaul karena pergaulan yang negatif akan berdampak buruk di dunia dan di akhirat. Wallahu a’lam. []