Kapal atau perahu yang digunakan oleh Khalifah Utsmani (Sultan Ottoman) untuk berlayar sedang diproduksi lagi oleh arsitek Turki, Harun Åžahin, di barat laut Turki. Ia banyak menerima permintaan dari dalam dan luar negeri.
Åžahin, yang membuka sebuah galangan di distrik BaÅŸiskele Kocaeli dua tahun lalu, memproduksi perahu itu terutama untuk daerah wisata.
Perahu-perahu yang menggambarkan kemegahan perahu di era Kekhalifahan Utsmaniyyah itu, diproduksi dengan pilihan motor listrik atau motor diesel.
Åžahin membuat perahu terinspirasi ketika berkunjung ke Venesia, Italia. Ia mengamati bagaimana gondola di kanal-kanal di kota itu telah memberikan keuntungan bagi pariwisata di Venesia.
“Ketika saya kembali dari perjalanan ini, saya memutuskan untuk membuat perahu Ottoman dan menyumbang bagi perekonomian Turki,” katanya.
Ia kemudian mendirikan perusahaan untuk memproduksi perahu Ottoman dengan modal tabungan yang diperolehnya ketika mengelola asrama mahasiswa dan hotel selama bertahun-tahun.
Sejauh ini sudah 20 kapal telah dihasilkan di galangan kapalnya, dua di antaranya telah beroperasi di Bosphorus, Istanbul. Setiap perahu membutuhkan waktu produksi empat sampai enam bulan, tergantung pada ukurannya.
Şahin mengatakan, perahu buatannya juga telah digunakan di berbagai hotel di Provinsi Antalya, Danau Porsuk di Provinsi Anatolia Sentral Eskişehir, Elbistan di Provinsi Kahramanmaraş dan Halfeti di Provinsi Şanlıurfa.
Perahu-perahu di era Kekhalifahan Utsmani itu memiliki fitur unik.
Menurut Sahin, pada zaman Utsmani, ribuan kapal digunakan untuk alat transportasi di Bosphorus. Kapal-kapal megah ini dapat bergerak sangat cepat. “Kami memproduksinya dengan listrik atau motor diesel. Secara simbolis, kita dapat menempatkan pendayung di bagian depan perahu. Banyak negara di dunia terkesan dengan kapal ini, dan mereka kemudian memproduksi kapal serupa di negaranya,†paparnya sebagaimana dikutip Al Jazeera.
Åžahin mengatakan, saat ini galangan kapalnya banyak menerima pesanan. Bahkan ia mengaku memiliki backlog dua tahun. “Minat terhadap kapal sultan ini sangat besar. Kami memberi mereka desain-desain baru namun tidak menghilangkan keorisinalitasannya. Kami memiliki permintaan dari banyak tempat seperti Adana, Mersin, Bodrum dan Fethiye. Kami akan bekerja dengan kapasitas penuh selama dua tahun ke depan,” papar Sahin.
Ia mengaku juga menerima pesanan dari Dubai. “Sebuah perusahaan pariwisata di Dubai memesan kapal. Kami akan menandatangani kontrak dan kemudian mulai memproduksi kapal untuk Dubai. Kami akan bekerja keras sehingga kapal Ottoman ini akan dikenal di Turki dan kemudian di dunia. Saya rasa ini adalah apresiasi terbesar yang dapat saya tunjukkan tentang masa lalu nenek moyang saya.”
Catatan sejarah menyebutkan, Khilafah Bani Utsmaniyyah berkuasa pada kurun waktu 1517-1924 Masehi. Khalifah terakhir Bani Utsmaniyyah adalah Abdul Majid II yang memerintah tahun 1340-1342 H (1922-1924 M). Sejak tumbangnya khilafah terakhir ini, umat Islam di dunia telah hidup tanpa khilafah yang menyatukan umat Islam di seluruh dunia. [Rusdiono Mukri]