Judul tulisan ini adalah terjemahan tulisan bertajuk Obesity: 1000 years ago karya Rabie El-Said Abdel-Halim dalam website muslimheritage.com.
Obesitas atau kegemukan adalah suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan, yang kemudian menurunkan harapan hidup dan/atau meningkatkan masalah kesehatan (wikipedia).
Seseorang dianggap menderita kegemukan jika indeks massa tubuh (IMT), yaitu ukuran yang diperoleh dari hasil pembagian berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam meter, lebih dari 30 kg/m2.
Ternyata persoalan obesitas ini sudah menjadi wacana dan diskusi menarik di antara ilmuwan-ilmuwan Muslim abad pertengahan. Mereka menulis sejumlah buku berkenaan dengan obesitas ini.
Di saat yang sama, Eropa tertidur lelap. Era keemasan kedokteran Yunani-Romawi telah berakhir dan tidak ada kemajuan dalam ilmu kedokteran hingga zaman pencerahan (Renaissance) datang.
Salah satu ilmuwan Muslim yang muncul saat itu adalah Mohamad bin Zakaria Al-Razi. Ilmuwan yang di Barat dikenal dengan nama Rhazes ini hidup pada tahun 841-926 Masehi.
Dalam bukunya bertajuk Al-Hawi Fit-Tibb atau Eksiklopedi Kedokteran, ia menulis tentang obesitas dan teknik mengatasinya.
Di buku itu pula Razi mengisahkan pengalamannya menangani obesitas.
Selain itu, ia juga membahas pendapat para ilmuwan sebelumnya, seperti Hippocrates, Rufus, Galen, Oribasius, dan Paul.
Al-Razi menyoroti pandangan yang berbeda, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan obesitas berlebihan. Galen, misalnya, percaya bahwa berpikir lama dan aktivitas mental dapat melangsingkan obesitas.
Al-Razi sendiri telah mendokumentasikan praktik klinik penanganan pasien-pasien dengan obesitas berlebihan yang berhasil diobati.
Ia menggambarkan secara rinci perlakuan yang digunakan, termasuk diet, penggunaan obat-obatan, latihan fisik, pijat, hidroterapi, dan perubahan gaya hidup.
Sementara Ibnu Sina (Avicenna) yang hidup pada periode tahun 980-1037 Masehi, dalam bukunya “Al Qanun fi Al-Tibb (Kanun dalam Kedokteran)” jilid 3 mengisahkan “kelemahan obesitas berlebihan”.
Sedangkan Ibn Hubal Al-Baghdady (1121-1213) menulis tentang kecenderungan dari “orang-orang yang sangat gemuk” yang gampang jatuh sakit.
Menurut mereka, latihan fisik dengan perut kosong harus dilakukan secara bertahap. Sebab, akan sangat berisiko jika orang obesitas secara tiba-tiba diberi latihan fisik yang berat.
Ibn el Nefis (1207-1288) dalam bukunya Al Mujaz Fit-Tibb (The Concise Book of Medicine) menulis hubungan antara obesitas berlebihan dan kecelakaan kardiovaskular serta serebrovaskular, pernafasan dan gangguan endokrin.
Menurutnya, obesitas berlebihan merupakan kendala bagi manusia karena membatasi kebebasan dan aktivitasnya.
Obesitas berisiko pecahnya pembuluh darah di otak yang dapat berakibat fatal seperti kematian mendadak atau perdarahan di dalam rongga tubuh. Atau menderita sesak nafas (palpitasi).
Selanjutnya, Ibn el Nefis membedakan obesitas karena pembawaan sejak lahir. Jenis obesitas ini membuat si penderita biasanya “bertemperamen dingin, kurang subur, tidak bisa menahan lapar atau haus, dan obat-obatan sulit mencapai organ mereka.â€
Itulah antara lain sumbangan pemikiran ilmuwan Muslim tempo silam terhadap penanganan obesitas. [Rusdiono Mukri]