Jenewa, Gontornews – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengecam keras penangkapan anak-anak Palestina oleh tentara Israel. Dari Laporan PBB di Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa menunjukkan kondisi kehidupan di Palestina dalam setahun terakhir semakin memburuk.
Pejabat PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michael Lynk, mengatakan, situasi buruk yang dialami anak-anak Palestina adalah sesuatu yang sangat mengganggu. Berdasarkan Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak, penahanan seorang anak hanya diperbolehkan sebagai upaya terakhir.
“Namun, perampasan kebebasan anak-anak Palestina oleh Israel dilembagakan, sistematis, dan tersebar luas,” kata Lynk kepada negara-negara anggota sebagaimana dikutip Aljazeera.
Sementara itu, Wakil Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia di PBB, Gilmore mengatakan, laporan PBB yang dipresentasikan di Dewan Hak Asasi Manusia telah menunjukkan tentang kondisi kehidupan warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang semakin memburuk selama setahun terakhir.
“Dampak yang dirasakan anak-anak dalam konflik ini sepenuhnya tidak dapat diterima. Di tahun ini saja, enam anak telah ditembak dan tewas dalam aksi protes.” jelasnya, Selasa (20/3).
Selain itu lanjut Gilmore, pada bulan November tahun lalu, ada sekitar 313 anak di bawah umur yang dipenjara oleh otoritas Israel, dan 729 anak ditahan di Yerusalem Timur sepanjang tahun lalu. Kebanyakan anak-anak yang ditahan tanpa tuduhan.
Ia juga menyampaikan sedikitnya enam laporan yang diambil dari pemantauan yang dilakukan oleh Kantor Komisaris Tinggi untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) di wilayah pendudukan Palestina.
“Setengah abad pendudukan telah memakan banyak korban. Hak Asasi Manusia setiap warga Palestina telah dirampas, terlepas dari wilayah yang mereka tempati,” katanya.
Salah satu laporan tersebut adalah perluasan pemukiman Israel yang dipercepat di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pada 2017 pembangunan pemukiman hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu sebanyak dua juta Warga Palestina tidak dapat beraktivitas lantaran pembatasan kebebasan bergerak mereka oleh Israel. Layanan penting seperti yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, air dan sanitasi juga sangat sulit.
“Kenyataan yang mengerikan ini telah diakui oleh Israel, dipahami oleh Otoritas Palestina, dan diketahui oleh masyarakat internasional,” katanya. [Devi Lusianawati]