Aleppo, Gontornews — Analisis citra satelit dari serangan mematikan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan di Suriah bulan lalu menunjukkan, itu adalah serangan udara. Demikian kata seorang ahli PBB, Rabu (5/10).
Serangan terhadap konvoi Bulan Sabit Merah di URM al-Kubra dekat kota Aleppo, setidaknya menewaskan 20 orang tewas. Serangan itu juga menghancurkan 18 dari 31 truk konvoi, gudang dan klinik.
Amerika Serikat menyalahkan dua jet tempur Rusia yang dikatakan berada di langit, di atas wilayah itu pada saat kejadian. Namun Moskow membantah tuduhan itu dan mengatakan konvoi terbakar.
“Analisis kami mengatakan itu serangan udara, dan saya pikir beberapa sumber lain juga mengatakan demikian,” papar Lars Bromley, penasihat penelitian di UNOSAT, saat konferensi pers.
“Di tempat kejadian ada sebuah kawah raksasa di tanah. Dan dapat dipastikan itu disebabkan oleh bom yang dijatuhkan dari udara,” katanya.
PBB sejauh ini hanya menyebutnya “serangan”, sedangkan Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah dari awal menyebutnya sebagai “serangan udara”.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengumumkan pada hari Jumat, ia akan membentuk suatu dewan internal PBB untuk menyelidiki serangan itu dan mendesak semua pihak untuk bisa bekerjasama.
UNOSAT belum diminta untuk berbagi analisis dengan penyelidikan PBB, tapi mereka siap untuk bekerjasama, kata manajer UNOSAT Einar Bjorgo. “Gambar kami dari waktu ke waktu digunakan oleh Dewan Keamanan PBB,” paparnya. [Rusdiono Mukri]