Wisconsin, Gontornews – Wortel, bagi sebagian masyarakat Indonesia, termasuk sayuran yang sangat digemari. Hampir setiap sajian sayur maupun acar, selalu menyuguhkan wortel sebagai salah satu komponennya. Terlebih, informasi tentang kandungan tinggi vitamin A pada wortel telah tertanam di masyarakat Indonesia sejak dini.
Â
Namun siapa sangka, dibalik warnanya khas oranye yang dimilikinya, tersimpan rahasia gizi, vitamin dan beta-karoten yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah peneliti dari University of Wisconsin-Madison mengungkapkan bahwa warna oranye pada wortel mengandung seumlah gen yang bermanfaat bagi tubuh.
Â
Penemuan gen ini disinyalir dapat membantu meningkatkan kandungan beta-karoten dalam wortel maupun tanaman sayur lainnya seperti selada dan seledri. Analisis dari penelitian gen wortel ini yaitu dengan mencari informasi tentang asal usul evolusi wortel sebagai sayur, warnanya hingga kandungan gizinya.
Â
Penelitian ini mengidentifikasi lebih dari 32.000 gen yang terkadung pada warna oranye wortel. Para peneliti menganggap bahwa wortel mewakili sepertiga keunikan akar sayuran yang populer di sekeliling kita.
Â
Mereka mengurutkan 35 spesis dan subspesis wortel yang berbeda dengan cara budi daya atau membiarkan mereka tumbuh secara liar. Langkah ini dilakukan unutk memahami bagaimana perubahan wortel selama berada di lemari es.
Â
Hasilnya, mereka menemukan sebuah gen yang bertanggungjawab terhadap kandungan tinggi beta-karoten pada akar tunggang wortel yang berwarna oranye bernama karotenoid. Karotenoid memberikan warna kuning, oranye atau merah pada sayur-sayuran serta produk hewani seperti kuning telur atau mentega.
Â
Sedangkan kandungan beta-karoten pada wortel, yang ketika berada di tubuh manusia berubah menjadi vitamin A, merupakan satu dari ratusan pigmen alami bernama karotenoid.
Â
“Pengurutan yang kami lakukan tentang gen pada wortel juga dilakukan untuk menentukan spesifikasi gen-gen (yang terkandung di wortel) di bagian tertentu yang masuk dalam kategori gen-Y,†ungkap Profesor Philipp Simon dari University of Wisconsin-Madison sebagaimana dilansir Abc Science
Â
“Kami menemukan bahwa gen-Y (pada wortel) merupakan akumulasi pigmen karotenoid oranye dan kuning yang terdapat di akar wortel. Kedua gen ini bertanggungjawab pada perubahan warna nenek moyang wortel liar dari berwarna putih menjadi oranye,†tambahnya.
Â
Wortel merupakan anggota tanamanan Apiaciae seperti halnya seledri, peterselei, adas, dill, ketumbar dan ubi.
Â
Secara historis, wortel memiliki akar putih kecil dengan kayu di dalamnya. Wortel, kemungkinan besar berasal dari Iran dan Afghanistan sebagaimana mereka tumbuh subur di kedua wilayah tersebut.
Â
Wortel, mulanya ditanam untuk diambil daunnya yang memiliki aroma yang khas. Tapi sejak ratusan tahun yang lalu, perubahan subspesies wortel menjadi lebih besar secara alamiah, sehingga pemanfaatan akar wortel sendiri juga menjadi prioritas pemanfaatan wortel.
Â
1000 tahun yang lalu, wortel kuning dan ungu ditemukan di Asia Tengah, sedangkan wortel yang berwarna oranye pertama kali muncul di Belanda pada akhir abad ke-16, disaat wortel berwarna kuning dan ungu bertemu.
Â
Menurut Profesor Simon, kebutuhan manusia terhadap vitamin A membuat pengembangan sumber penghasil vitamin tersebut menjadi prioritas utama di sektor pertanian.
Â
“Kami berharap kepada setiap orang agar menanam segala jenis wortel baik secara pribadi maupun swasta demi menjaga ketahanan wortel terhadap penyakit dan untuk pembibitan,†katanya.
Â
Penelitian ini, lanjut Simon, bisa digunakan untuk meningkatkan kandungan gizi pada wortel. Selain itu, pengurutan gen wortel juga berguna untuk menambah wawasan dalam menggolongkan jenis tanaman lainnya.
Â
Melalui genom editing technology, DNA yang terkandung pada wortel juga bisa dimanfaatkan untuk menghapus atau mengganti gen yang terdapat pada organisme lainnya. Pun begitu dengan tanaman seperti ubi kayu, yang menjadi makanan pokok di beberapa negara, dapat ditingkatkan kandungan beta-karotennya. [Mohamad Deny Irawan/DJ]