Ekonomi Islam saat ini banyak diterima. Karena pola pembinaan ekonomi Islam santun, sopan, besahabat dan bersaudara. Hal ini berangkat dari ajaran-ajaran yang telah diajarkan oleh Nabi SAW yang mengedepankan persatuan umat Islam. Mungkin sementara ini masih ada yang bertikai, namun pertikaian itu tidak lain dibuat dan diciptakan oleh mereka yang tidak suka Islam. Mereka ingin menghalang-halangi kebangkitan Islam, namun janji Allah pasti terlaksana.
يُرِيْدُوْنَ أَنْ يُطْفِئُوْا نُوْرَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللهُ مَتِمُّ نُوْرِهِ
Allah tetap akan membuka, menyinarkan cahaya-Nya meski orang-orang kafir itu dengki dan tidak ingin cahaya Allah meliputi Islam. Pada akhirnya orang-orang yang dengkilah yang mempersiapkan kain-kain kafan dan kuburan-kuburan kehancuran mereka sendiri. Inilah yang membuat kita optimis. Apalagi pendidikan Islam dan pendidikan yang islami sudah banyak diterapkan dan menjamur di masyarakat. Begitu juga mass media Islam, baik cetak maupun elektronik, mulai muncul. Media Islam mengkhususkan penyiaran keislaman, sehingga mereka yang hatinya masih bersih dan pikirannya masih jernih memilih berita yang memperkuat keimanan dan ukhuwwah islamiyyah.
Keadaan yang seperti ini mesti kita syukuri. Zaman ini zaman perpindahan atau transisi. Memang tidak mudah berjuang di zaman seperti ini. Butuh waktu dan proses, namun kesemuanya tidak masalah, karena justeru pahala menjadi jaminan daripada kesusahpayahan dalam berjuang. Beruntung sekali orang yang hidup di zaman sekarang. Beruntung karena ada tantangan dan tantangan ini menjadi jaminan. Daripada lulus tanpa ujian lebih baik lulus dengan ujian. Jangan terbalik. Kita sedang diuji dan ditantang dan kita harus menang. Insya Allah kita pasti menang. Karena Allah ta’ala mengatakan:
حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللهِ قَرِيْبٌ
لَنَا الْمَوْلَى وَلاَ مَوْلَى لَهُمْ
Pertolongan Allah itu dekat. Kita pasti akan ditolong. Kita punya tempat berlindung mereka tidak punya. Maka dengan adanya ajaran, keteladanan dan gerakan yang diintensifkan sebuah keniscayaan akan menjadi kekuatan ke dalam hati, pikiran dan perbuatan di tengah-tengah umat Islam yang kemudian akan muncul keislaman dengan waktu yang tidak terlalu lama dan tidak terlalu sulit.
Kita tidak usah menyalahkan generasi lama, tidak usah menyalahkan takdir dan tidak perlu menyalahkan macam-macam. Kita perbaiki saja yang ada, sebab semua punya andil dalam berbuat salah.
اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
Yang demikian ini supaya kita bisa menatap ke depan dan menatap untuk yang akan datang lebih baik. Tidak usah memikirkan masa lalu karena semua mengantongi aib dari kesalahan kita dan dari sejarahnya masing-masing. Kita memohon ampun kepada Allah azza wa jalla dan kita mengisi sisa-sisa umur yang pendek dengan amal shalih. Mudah-mudahan menjadi kaffarah daripada amal-amal yang lalu dan Allah menganugerahkan kepada kita tempat yang paling baik, bersama-Nya di sisi Allah SWT. []