Seoul, Gontornews — Laporan terorisme yang diberikan AS kepada Korea Utara adalah bentuk sikap permusuhan dan membuat perundingan antar keduanya menjadi sulit.
Kantor berita resmi Korea, KCNA mengatakan laporan Departemen Luar Negeri AS yang dirilis pekan lalu tentang tuduhan Korut sebagai sponsor terorisme dapat mencegah pembicaraan denuklirisasi.
“Laporan kembali membuktikan bahwa penolakan AS terhadap Korea Utara mengindikasikan kebijakan yang bermusuhan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara melalui sebuah pernyataan yang dikutip KCNA.
Pernyataan itu juga mengatakan laporan tersebut semakin mempersempit dialog antara Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) adalah nama resmi Korea Utara dan AS.
Anggota parlemen Korea Selatan Lee Eun-jae pada hari Senin setelah menghadiri briefing oleh National Intelligence Service Seoul mengatakan Korea Utara dan Amerika Serikat dapat mengadakan putaran pembicaraan tingkat kerja segera setelah pertengahan November untuk mempercepat kemajuan.
Namun Laporan “Country Report on Terrorism 2018” Departemen Luar Negeri AS yang dirilis pada 1 November justru menegaskan kembali penunjukan kembali Korea Utara sebagai sponsor negara terorisme, dengan mengatakan pemerintah DPRK berulang kali memberikan dukungan untuk aksi terorisme internasional, karena DPRK terlibat dalam pembunuhan di tanah asing.
Empat warga Korea Utara yang diidentifikasi sebagai tersangka oleh polisi Malaysia dalam pembunuhan Kim Jong Nam 2017, saudara tiri Kim Jong Un yang diasingkan masih bebas berkeliaran.[Devi Lusianawati]