Jakarta, Gontornews — Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Februari 2016 mencapai US$ 311,5 atau tumbuh 3,7% dibanding tahun lalu. Pertumbuhan ULN tersebut berdasarkan jangka waktu asalnya dipengaruhi oleh ULN jangka panjang yang meningkat, sementara ULN jangka pendek menurun.
Seperti dikutip laman Bank Indonesia (bi.go.id), berdasarkan kelompok peminjam, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang meningkat, sementara ULN sektor swasta menurun.
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (87,7% dari total ULN). ULN berjangka panjang pada akhir Februari 2016 mencapai USD273,2 miliar atau tumbuh 5,8% (yoy), sementara ULN berjangka pendek turun 9,5% (yoy) menjadi USD38,3 miliar.
Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN sektor swasta. Posisi ULN swasta turun 0,7% (yoy) menjadi USD164,6 miliar (52,8% dari total ULN) pada akhir Februari 2016.
Di sisi lain, ULN sektor publik meningkat 9,0% (yoy) sehingga posisinya pada akhir Februari 2016 menjadi sebesar USD146,9 miliar (47,2% dari total ULN). Sektor swasta, posisi ULN pada akhir Februari 2016 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,1%.
Bila dibandingkan dengan Januari 2016 lalu, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas dan air bersih meningkat, sementara sektor keuangan melambat.
Adapun pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan masih mengalami penurunan. Kendati demikian Bank Indonesia memandang perkembangan ULN Februari 2016 masih cukup sehat namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian. [Muhammad Khaerul Muttaqien/Dedi Junaedi]