Sumenep, Gontornews — Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, Sumenep, Madura, pada sepekan terakhir ini tengah mengisi kegiatan dengan pelaksanaan Ujian Tahriri (Tulis) bagi para santriwati. Kepada Gontornews.com, Dr KH Ahmad Fauzi Tidjani MA selaku Pimpinan dan Pengasuh Pondok menjelaskan bahwa pada Selasa (12/9/2003) telah dilaksanakan acara Pembukaan Ujian Tahriri untuk Pertengahan Tahun Ajaran 2023-2024 di Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyyah Putri.
Dalam acara pembukaan tersebut, sang kiai juga hadir dan berkesempatan menyampaikan pesan dan nasihat di hadapan para santriwati. Disampaikannya agar santri tidak lupa untuk selalu bersyukur dan menjadikan semua kegiatan di pondok sebagai ibadah karena Allah Ta’ala.
Sebagaimana kita harus selalu bersyukur baik di dalam jiwa, mental, dan nyawa. “Para santri harus ikut berpartisipasi dalam bersyukur, karena adzab di dunia dan akhirat akan datang bagi orang-orang yang tidak bersyukur,” tekan KH Fauzi.
Maka bagaimana caranya kita bersyukur kepada Allah? Caranya adalah dengan menjalani kehidupan di pondok ini secara ikhlas, ijtihad, dan jihad. Dimana ketekunan dalam belajar dan semangat berjuang dalam menggapai kebaikan dan keberkahan selama menuntut ilmu di pondok ini harus terus digelorakan bersama dengan jiwa keikhlasan karena Allah semata.
Putra KH Muhammad Tidjani Djauhari MA ini pun menambahkan cara agar santri bisa menjadi pribadi yang ikhlas karena Allah yakni dengan menjadikan, melaksanakan, serta menyerap semua kegiatan yang ada di pondok dengan tekun, semangat, jujur, dan menjadikannya sebagai sarana yang bernilai ibadah. “Merasakan keberadaan Allah bersamamu,” tambahnya. Jiwamu wajib ikhlas, nilainya ibadah. Maksud ibadah di sini yaitu ibadah yang dilakukan sejak bangun tidur sampai kembali tidur.
Selain itu, kiai juga telah menghimbau agar sejak awal semester baru, para santri sudah memulai untuk mendalami pelajaran dan jangan baru belajar ketika masuk masa ujian. Janganlah belajar hanya untuk ujian, namun belajarlah minal mahdi ilal lahdi (dari buaian hingga ke liang lahat).
Pada penghujung tausiyahnya, Kiai Fauzi mendoakan semoga santri-santri nanti bisa sukses terutama untuk keluarga kecil mereka nanti. Ia pun kembali mengingatkan bahwa jika tidak menjadikan semua yang terlaksana di pondok ini sebagai ibadah karena Allah, merasa itu biasa saja yang kemudian melahirkan rasa malas, justru perilaku tersebut bisa menghadirkan dosa, naudzubillah.
“Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini mendarah daging dan menjadi ibadah, serta barakah untuk ilmumu ini,” tutup KH Fauzi yang juga merupakan Pengurus Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) tersebut. [Edithya Miranti]