London, Gontornews — Lembaga penelitian kanker Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melansir bahwa sepanjang 2018, penyakit kanker telah merenggut 9.6 juta nyawa manusia di seluruh dunia. Angka ini meningkat jauh dari survei terakhir yang dilakukan oleh Globocan yang mencatat pada tahun 2012 ‘hanya’ sekitar 14,1 juta kasus yang terjadi berbanding 18,1 juta kasus kanker sepanjang tahun 2018.
Lebih lanjut, WHO memaparkan sejumlah faktor penyebab meningkatnya angka pasien kanker seperti perkembagan ekonomi, sosial serta meningkatnya pertumbuhan dan populasi manusia yang semakin menua.
Beberapa kasus kanker di negara berkembang menunjukkan bahwa gaya hidup yang buruk telah menambah potensi kasus kanker ketimbang faktor kemiskinan.
WHO juga mencatat jika kanker paru-paru masih menjadi penyebab utama kematian manusia nomor satu di dunia dengan 2,1 juta kasus dari seluruh dunia. Kebiasaan merokok menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker paru-paru.
Setelah kanker paru-paru, secara berurutan, kanker payudara dengan 1,8 juta kasus, kanker usus, kanker prostat dan kanker perut yang menjadi penyebab kematian utama di dunia.
“Angka-angka ini menunjukkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi peningkatan akibat kanker secara global. Proses pencegahan memainkan peranan penting dalam dalam menangani kanker secara global,” ungkap direktur International Agency for Research of Cancer (IARC), Christopher Wild, sebagaimana dilansir Reuters.
Laporan IARC tersebut juga mengajak semua pihak untuk melakukan pencegahan seperti mengampanyekan berhenti merokok, pemeriksaan kanker secara dini dan vaksinasi human papilomavirus (hpv) untuk menurunkan angka kematian akibat kanker.
Selain itu, IARC juga menyebut Asia sebagai negara penyumbang pasien kanker dan kematian terbesar akibat kanker sekitar lebih dari 50% populasi global sepanjang 2018. Selanjutnya, Eropa dengan 23,4% kasus kanker dengan 20,3% kematian.
Sedangkan Amerika berkontribusi terhadap 13,3% pasien kanker dan bertanggung jawab terhadap 21% kasus kanker dan 14,4% kematian akibat kanker. [Mohamad Deny Irawan]